Bila pada masa ini kita bisa memiliki sebuah rumah, itu adalah anugerah dan kemewahan yang patut kita syukuri, apalagi bila rumah yang kita tempati adalah sebuah rumah yang sehat. Unsur apa sajakah yang sebaiknya diperhatikan dalam mendesain lay out denah dan penataan ruang untuk rumah sehat?
Hal
pertama yang harus diperhatikan adalah luasan dari rumah yang sehat, harus dapat memenuhi
setidaknya kebutuhan dasar manusia untuk beraktivitas secara sehat, dalam hal
ini berarti bisa melakukan aktivitas secara wajar dalam ruangan, tidak terlalu
sempit atau terlalu besar (Arsitektur Ruang). Tentunya kita masih sering
mendengar banyak saudara-saudara kita yang kurang mampu hidup dalam kondisi
kurang layak dalam rumah-rumah yang sangat sempit karena faktor ekonomi yang
kurang mendukung.
Menurut
Standar Nasional Indonesia (SNI), kebutuhan ruang untuk seorang penghuni rumah
adalah 9m2, dengan ambang batas 7,2m2. Jadi misalnya sebuah rumah direncanakan
dihuni oleh 4 orang, maka sebaiknya luas rumah tidak kurang dari 36m2. Meskipun
demikian, kita tahu bahwa luas rumah tinggal 36 meter persegi sudah cukup
sempit untuk dihuni 4 orang.
Bila rumah
direncanakan untuk ditambahkan ruang-ruang dengan ditingkat, jangan lupa untuk
memperkuat pondasi dan struktur kolom agar mendukung dibangun dua tingkat. Hal
ini agar menghindari penambahan biaya karena harus membongkar konstruksi yang
sudah ada.
Penataan desain interior ruang dapat mempengaruhi kesan kita
terhadap ruang-ruang tersebut. Ruang tidur berdekatan dengan kamar mandi akan
berbeda ‘rasa’ bila dibandingkan dengan disandingkan ruang makan. Penataan
ruang yang pintar dalam hal ini termasuk bagaimana agar aktivitas seperti dalam
kamar mandi tidak mengganggu ruang makan, setidaknya dengan dijauhkan jaraknya.
Penataan desain interior juga harus diperhatikan agar tidak
ada ruang-ruang yang miskin udara segar, gelap, dan sebagainya. Hindari
ruang-ruang pojok dengan sudut tajam karena ruang seperti ini tidak efektif dan
tidak sesuai dengan standar furniture yang umumnya berbentuk persegi empat atau
bulat. Hubungkan ventilasi dan jendela tiap ruangan dengan taman depan, samping
atau taman dalam rumah untuk pergantian udara. Ruang-ruang yang bisa
dihubungkan seperti ruang tamu, ruang keluarga dan ruang makan tidak perlu diberi
penyekat dinding agar udara bisa lebih leluasa mengalir.
Untuk
memaksimalkan pencahayaan alami, sebaiknya kita menyediakan jendela-jendela
yang cukup, setidaknya 5% dari luas ruangan. Selain itu, ruang dapat diberi cat
tembok atau material finishing yang terang agar suasana ruang cukup terang bila
bukaan jendela agak terbatas.
Ruang-ruang
yang membutuhkan air seperti dapur, kamar mandi, tempat cuci dan sebagainya
sebaiknya dikelompokkan dalam area yang berdekatan agar sanitasi lebih efisien
karena pipa-pipa dapat disatukan. Demikian pula dengan kamar mandi atas dan
bawah, sebaiknya berada dalam satu area vertikal (kamar mandi atas berada diatas
kamar mandi bawah) sehingga bila terjadi kebocoran pun, hanya area basah yang
terimbas.